Beberapa Alasan Mengapa Pasangan Bisa Bercerai - SERBA SERBI DUNIA

Latest

Tuesday, March 26, 2019

Beberapa Alasan Mengapa Pasangan Bisa Bercerai

Beberapa Alasan Mengapa Pasangan Bisa Bercerai

Setiap pasangan yang menikah, pastinya ingin kehidupan pernikahannya bahagia dan awet sampai maut memisahkan. Kalaupun ada masalah yang datang, bersama dengan pasangan, masalah tersebut bisa dihadapi bersama, tak menjadi penghalang yang berarti. Tapi nyatanya, mimpi hidup bahagia dan awet bersama, tak bisa dilakukan. Ada saja masalah atau tantangan yang dihadapi terlalu berat sehingga membuat keputusan bercerai adalah keputusan terbaik. Bercerai pasti ada alasannya, berikut ini 10 penyebab umum kenapa pasangan suami istri memutuskan untuk berpisah atau bercerai.

10. Menikah Karena Paksaan

paksaan
Semua hal yang dilakukan dengan paksaan, tidak akan menghasilkan sesuatu yang positif. Bagaimana tidak, mengerjakan sesuatu dengan paksaan, dimana hati berkeinginan lain, tapi dipaksa melakukan hal yang berlawan, ujungnya pasti akan buruk. Dan salah satunya terbukti dengan pernikahan.
Pernikahan yang dipaksa, membuat kehidupan pernikahan tidak akan bertahan lama. Cek-cok antara suami istri pasti akan sering terjadi. Bila tidak diselesaikan, besar kemungkinan akan berujung pada terjadinya perceraian. Oleh karena itu, menikahlah bila kalian benar-benar siap, bukan karena paksaan dari pihak lain.

9. Keintiman Yang Semakin Berkurang

intim
Keintiman adalah hal yang sangat penting dalam hubungan suami istri. Semakin intim, maka semakin awet pula hubungan suami istri. Keintiman disini bukan hanya hubungan fisik antara suami istri, tapi juga keintiman perasaan antara kedua pasangan. Kalau keintiman semakin berkurang, bisa mengakibatkan hidup berumah tangga menjadi kacau berantakan.
Awalnya, kurangnya rasa intim antar suami istri bisa menimbulkan pertengkaran dalam rumah tangga. Semakin hebat pertengkaran, semakin besar pula alasan untuk berpisah. Hubungan berumah tangga memang pasti diwarnai oleh masalah, tapi ketika rasa intim ini sudah semakin berkurang, alasan apalgi yang bisa digunakan untuk terus bertahan?

8. Peran Yang Tidak Jelas

peran
Di awal kehidupan pernikahan, semua masih terlihat seperti biasa. Hubungan asmara masih panas-panasnya, persis sama seperti pertama kali kalian pacaran. Namun, setelah berjalan bertahun-tahun, sampai akhirnya memiliki buah hati, permasalahn baru akhirnya muncul. Masalah itu adalah ketidakpastian peran dalam keluarga.
Siapapun yang menikah, pastinya akan semakin bahagia setelah kehadiran anak. Namun, apa daya, dari anak pula timbul masalah baru. Setelah memiliki anak, peran suami istri secara perlahan berubah menjadi orang tua. Mereka pun lupa bahwa mereka adalah pasangan suami istri, dan seiring berjalannya waktu, mereka semakin terpisah oleh jarak, dan tak ada topik pembicaraan lagi.

7. Perbedaan Pendapat/Pandangan

pandangan
Semua orang memiliki pendapat yang berbeda akan suatu hal. Perbedaan inilah yang membuat orang unik. Banyak orang beranggapan bahwa jangan sampai perbedaan pendapat menjadi pemisah, melainkan menjadi pemersatu. Tapi, tunggu saat kalian sudah menikah dan hal tersebut terjadi dalam kehidupan pernikahan kalian.
Biar bagaimanapun, sulit mempersatukan 2 kepala menjadi satu. Masing-masing pihak pasti memiliki keinginan sendiri. Yang satu mau begini, yang satu lagi mau begitu. Di saat perbedaan pendapat sudah semakin parah dan mengarah ke arah prinsip, kita tahu bahwa jika sudah berbicara prinsip, sulit rasanya untuk mengubah hal tersebut. Terus menerus berdebat soal prinsip, bosan akan hal itu, dan kemudian akhirnya akan memilih untuk berpisah.

6. Ekspetasi Terlalu Tinggi

ekspetasi
Hidup itu harus dijalani secara realistik, berekspetasi itu boleh, tapi tidak terlalu tinggi. Contoh, pria yang biasa saja menginginkan istri yang kaya, cantik, seksi, jago masak, dan mengurus rumah. Mungkin? Bisa saja, tapi kemungkinan hal tersebut cukup kecil. Di dalam hubungan suami istri juga berlaku hal yang sama.
Memasang ekspetasi yang di luar akal sehat bisa mendatangkan bencana. Di dalam kehidupan penikahan, meletakkan ekspetasi yang terlalu tinggi pada pasangan, sangat sering terjadi. Memang benar bahwa menyerahkan hidup seseorang pada suami atau istri adalah langkah yang sangat besar, namun ini berlaku bagi kedua belah pihak. Penting bagi suami atau istri, saling tumbuh bersama tanpa memasang ekspetasi yang berlebihan.

5. Pekerjaan

busy
Biar kata sudah menikah, tinggal bersama di satu atap, pekerjaan tetap tidak bisa dilepaskan begitu saja. Baik salah satu yang bekerja atau keduanya yang sama-sama pekerja aktif. Bekerja mencari uang untuk bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga. Dan mungkin menabung untuk tabungan di masa depan ketika ada anak nanti.
Bekerja memang sah-sah saja, tapi musti diperhatikan juga intensitasnya. Jangan sampai salah satu atau kedua belah pihak bekerja terlalu keras sampai lupa waktu bahwa kalian adalah suami istri. Suami istri perlu juga melakukan bicara dari hati ke hati agar keintiman tetap terjaga. Bila salah satu atau keduanya terlalu sibuk, percakapan makin berkurang, dan keintiman juga makin berkurang, bisa berujung pada keributan yang bisa berujung pada kata berpisah.

4. Selingkuh

selingkuh
Di saat menikah, kedua pasangan, baik itu pria dan wanita, bersumpah setia di hadapan Tuhan dan banyak saksi untuk hidup setia satu dengan yang lain sampai maut memisahkan. Kalian pastinya tahu itu bukan? Bagaimana jika salah satu pihak ada yang ketahuan selingkuh? Adalah hal wajar jika terjadi keributan.
Di saat masih pacaran saja, selingkuh adalah hal yang buruk. Ketahuan melakukannya bisa membuat hubungan putus. Di saat menikah juga sama saja, ketahuan melakukannya, bisa berakibat pada perceraian. Mungkin ada beberapa yang ketahuan selingkuh tapi masih diberikan maaf dan kesempatan. Bagaimana yang tidak?

3. Komunikasi Tidak Lancar

komunikasi
Hal yang paling umum menjadi alasan suami istri bercerai adalah komunikasi. Setelah menikah, intensitas kalian ketemu pastinya akan lebih sering daripada saat kalian masih dalam tahap pacaran. Semakin sering bertemu, seharusnya semakin sering juga kalian melakukan komunikasi. Komunikasi bisa tentang apa saja, mulai dari masalah keluarga atau hal menarik lainnya.
Ketika komunikasi sudah semakin jarang, bisa dipertanyakan keharmonisan hubungan suami istri. Bagaimana mungkin tinggal dalam satu rumah tapi kalian malah jarang mengobrol. Tanpa mengobrol, tidak akan adanya momen saling bertukar pikiran, apa yang suami mau, dan apa yang istri mau. Banyak lagi alasan kenapa sebuah komunikasi bisa jarang dilakukan, tapi intinya, komunikasi yang tidak lancar bisa menjadi pendorong sepasang suami istri bercerai.

2. Keuangan

finance
Dilanjutkan dengan penyebab cerai selanjutnya yaitu, keuangan. Uang memang menjadi sumber masalah. Bukan hanya dalam kehidupan berumah tangga, tapi semua segi kehidupan. Di berita saja sudah sering muncul bahwa hanya permasalahan uang yang tidak seberapa, seorang anak tega membunuh orang tua. Terbayang dong masalah seperti apa yang bisa ditimbulkan dari uang ini?
Dalam keluarga, anggaplah tidak sampai terjadi saling bunuh, masalah keuangan bisa menjadi faktor pendorong suami atau istri bercerai. Ketidakseimbangan finansial suami atau istri, misal suami terlalu kaya atau istri yang terlalu kaya, bisa memunculkan jarak dan rasa tertekan. Apakah nanti suami/istri akan ditindas secara keuangan? Atau juga salah satu pihak, suami/istri, yang mendadak bangkrut, dan tidak bisa membiayai keperluan keluarga, akhirnya memutuskan untuk bercerai.

1. Kasar

kasar
Tak sedikit pula kasus perceraian yang disebabkan oleh adanya kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT. Perdebatan karena perbedaan pendapat itu wajar, tapi jangan sampai tangan ikutan melayang alias kekerasan terjadi. Kekerasan tak hanya bisa dilakukan oleh suami ke istri, tapi juga istri ke suami.
KDRT, sudah ada hukum yang mengatur itu semua di Indonesia. Apabila sampai ada luka, maka pelaku KDRT bisa dipidana bila korbannya mau melapor. Saat menikah, baik itu pria dan wanita, sudah berjanji setia dan juga saling menyayangi, meski sedang emosi, jangan sampai terlintas di pikiran untuk sampai main fisik. Katanya cinta, kok main pukul?