Pernahkah berpikir bahwa seks bisa membuat perbedaan dengan ukuran payudara?
Percaya atau tidak, dilansir intisari-online.com, ada begitu banyak perubahan lain yang terjadi dalam tubuh wanita selama berhubungan seks.
Ternyata kesenangan bukan hanya orgasme saja, tetapi tubuh kita juga.
Berikut ini fakta tubuh wanita ketika berhubungsn seks yang perlu kita tahu.
Hidung membengkak saat berhubungan seks hidung membengkak.
Satu-satunya tujuan klitoris adalah untuk memberikan kenikmatan.
Percaya atau tidak, selain itu, tidak ada lagi fungsinya.
Sebuah penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa ejakulasi pada wanita adalah air kencing.
Otak kita mungkin berpikir bahwa aktor benar-benar panas tapi vagina meminta yang berbeda. Ada hal-hal yang berbeda yang mengubah otak dan vagina. Pria harus tahu benar untuk menjadi hebat di tempat tidur.
Ketika wanita terangsang, payudara membengkak. Itu sebabnya para pria mungkin tidak akan mengeluh ketika mengetahui payudara pasangannya terlalu kecil.
Di luar semua organ seksual primer dan sekunder, areola (lingkaran kulit sekitar puting) adalah yang paling sensitif.
Jika merasa kencing saat berhubungan seks, itu benar-benar normal. Sensasi-sensasi berarti bahwa G-Spotsemakin dirangsang dengan cara yang benar dan orgasme dalam perjalanan. Percaya atau tidak, wanita ingin lebih banyak seks selama musim panas karena bau di sekitarnya.
Hanya pijatan lembut atau kejutan sederhana pada titik-titik sensitif mungkin membuat wanita dalam keadaan mood.
Nah, itu tadi beberapa fakta tubuh wanita ketika berhubungan seks. Semoga bermanfaat.
Manfaat Tak Terduga dari Orgasme
Para ahli menyebutkan wanita mampu memiliki setidaknya 11 jenis orgasme.
Terlepas dari bagaimana orgasme tersebut berasal dan bagaimana itu menyenangkan, namun ada banyak manfaat kesehatan tak terduga dari orgasme yang harus diketahui.
Apa sajakah itu?
Mengurangi nafsu makan
Salah satu manfaat dari orgasme adalah bahwa mereka merangsang pelepasan oksitosin, yang juga dikenal sebagai hormon cinta.
Untuk memberikan gambaran tentang penjelasan ini, studi menemukan bahwa tikus yang telah dibesarkan tanpa gen oksitosin, secara signifikan meningkat pada asupan larutan karbohidratnya.
Pelepasan oksitosin juga dapat menghilangkan perilaku motivasi serta keinginan untuk makan.
Oksitosin juga mampu melawan kecemasan dan depresi dengan menurunkan konsentrasi kortisol, yang terkenal karena perannya dalam meningkatkan lemak dan keinginan untuk mengonsumsi karbohidrat.
Meningkatkan kadar testosteron
Meskipun umumnya kita tahu bahwa perlu testosterone untuk memiliki libido, namun itu juga dapat bekerja sebaliknya.
Fungsi seksual tidak bekerja seperti otot, jika tidak digunakan maka kita akan kehilangan.
Meski banyak penelitian menunjukkan peningkatkan testosteron pada wanita setelah berhubungan, namun beberapa menunjuk pada hubungan antara testosterone, orgasme, hasrat seksual, dan komitmen berhubungan pada wanita.
Ketika mendapatkan keseimbangan yang tepat, hormone ini akan meningkatkan hasrat seksual, memberikan daya tarik seksual yang lebih, meningkatkan mood dan memori, hingga mencegah lemak di perut.
Membantu tidur lebih baik
Kemampuan oksitosin untuk mengurangi tingkat kortisol dapat menciptakan perasaan relaksasi dan bahkan mengantuk.
Vasopressin, bahan kimia yang berhubungan dengan tidur juga dilepaskan selama orgasme.
Karena oksitosin yang terletak di inti paraventricular di hipotamalus, area otak yang sangat penting dalam mengatur tidur dan gairah, dimana memungkinkan seseorang terpengaruh untuk mengantuk.
Peningkatan penciuman
Orgasme juga melepaskan hormone yang disebut prolaktin, yang menyebabkan sel-sel induk di otak untuk mengembankan neuron baru di bola penciuman di dlaam otak.
Pada wanita, prolaktin diketahui meningkat setelah berhubungan seksual, selama kehamilan, dan saat menyusui.
Mengatasi peradangan dan meningkatkan kehidupan sosial
Kita mungkin sudah tahu bahwa kehidupan seksual yang sehat dapat membantu mengurangi stres.
Bahkan ada manfaat yang lebih besar dari oksitosin, seperti menurunkan tekanan darah dan meningkatkan pencernaan.
Sebuah studi dari Concordia pula menunjukkan bahwa oksitosin membuat seseorang merasa lebih sosial, meningkat kepercayaan serta ikatan dengan orang lain.