Belum lama ini seorang turis Taiwan yang sedang berlibur di Kenya dikabarkan meninggal karena gigitan kuda nil.
Peristiwa nahas itu terjadi ketika Chan Ming Huang yang berusia 66 tahun mencoba mengambil foto kuda nil di pinggir danau Naivasha dari dekat.
Danau Naivasha yang berjarak 93 kilometer ke arah barat daya ibukota Kenya, Nairobi, merupakan rumah bagi berbagai spesies hewan liar, termasuk lebih dari 400 jenis burung dan kuda nil.
Chang tidak berhasil diselamatkan dan meninggal saat dalam perjalanan ke rumah sakit, ia digigit di bagian dada.
Setelah Chang, kejadian yang sama juga menimpa turis Taiwan lain, Wu Peng Te, Sabtu kemarin (11/8/2018). Untungnya teman Chang ini hanya mengalami sedikit memar dan masih bisa diselamatkan.
Wu Peng Te sempat dirawat di Rumah Sakit Distrik Naivasha dan kemudian dibawa ke Lake Naivasha Sopa Resort untuk menjalani pemulihan.
Kejadian ini bukan yang pertama. Setidaknya sudah ada enam orang yang tewas karena serangan kuda nil di daerah itu sepanjang tahun ini.
"Meningkatnya air di Kenya telah mengurangi luas area padang rumput untuk kuda nil, memaksa mereka mencari lahan lain dan mendekati hotel, hal ini akhirnya meningkatkan kontak antara mamlia dan manusia," kata ketua Asosiasi Danau Fiji, David Kilo kepada surat kabar lokal Kenya Star via BBC.
Mungkin kita lebih sering melihat kuda nil yang pasif, padahal hewan ini tercatat merupakan hewan yang suka melakukan agresi dan terlibat dalam pertempuran brual.
Mereka bisa mematahkan dan mengigit lawan dengan gigi tajamnya yang berukuran 40 sentimeter.
Dalam laporan BBC di tahun 2015, kuda nil dijuluki sebagai hewan paling berbahaya di Afrika, dan bertanggung jawab atas lebih banyak kematian dibanding singa. Setidaknya 500 orang di Afrika dilaporkan meninggal karena kuda nil setiap tahunnya.
Kuda nil adalah hewan agresif dengan gigi yang sangat tajam. Tanpa gigitan pun, mereka dapat menimpa dan membunuh kita dengan badannya.
Bandar Q Domino QQ Poker Online Terbaik Dan Terpercaya
