Ikut Tantangan Makan Cabai Terpedas Sejagat, Pria Ini Dibawa ke RS - SERBA SERBI DUNIA

Latest

Tuesday, April 10, 2018

Ikut Tantangan Makan Cabai Terpedas Sejagat, Pria Ini Dibawa ke RS


NEW YORK - Seorang pria 34 tahun bergegas dilarikan ke rumah sakit (RS) di New York, Amerika Serikat (AS) setelah menderita sakit kepala luar biasa. Derita itu dia dirasakan usai mengikuti tantangan makan cabai terpedas di dunia "Carolina Reaper".

Oleh ahli medis, pria tersebut dinyatakan mengalami "thunderclap headache" atau sakit kepala pencetus stroke.

Sakit kepala itu dirasakan selama beberapa hari setelah kontes makan cabai. Durasi sakit dirasakan dalam jeda pendek selama beberapa detik di setiap waktu.

Ketika sakitnya menjadi tak tertahankan, dia dibawa ke Bassett Medical Center, New York. Pakar medis mengatakan ini adalah kasus cabai pertama yang pernah tercatat sebagai penyebab thunderclap headache.

"Seorang pria 34 tahun tanpa riwayat medis yang signifikan dirujuk ke ruang gawat darurat setelah mengalami episode thunderclap headache," kata Dr Kilothungan Gunasekaran di Department of Internal Medicine di Bassett Medical Center.

"Gejala-gejalanya dimulai dengan hawa kering tetapi tidak muntah tak lama setelah berpartisipasi dalam kontes cabai, di mana dia makan satu 'Carolina Reaper,' cabai terpedas di dunia," ujar dokter tersebut.

"Dia kemudian nyeri di leher yang intens dan nyeri kepala oksipital yang menjadi holocephalic," ujarnya.

"Selama beberapa hari ke depan, setidaknya dalam dua kesempatan dan dalam retrospeksi, dia berpikir mungkin lebih sering mengalami sakit kepala ringan singkat yang berlangsung selama beberapa detik," imbuh Gunasekaran."Rasa sakit itu menyiksa dan dengan demikian dia datang ke ruang gawat darurat."

Pasien yang identitasnya tak diungkap itu mengatakan kepada dokter bahwa dia tidak mengalami gejala kesemutan, pidato cadel, atau kehilangan penglihatan sementara.

Tekanan darahnya agak tinggi 134/69mm Hg. Tes untuk berbagai kondisi neurologisnya dinyatakan negatif sampai CT scan mengungkapkan beberapa arteri di otaknya telah menyempit.

Kondisi itu mendorong para dokter AS untuk mendiagnosisnya mengalami thunderclap headache sekunder dengan reversible cerebral vasoconstriction syndrome (RCVS).

RCVS ditandai dengan penyempitan arteri sementara yang sering disertai dengan sakit kepala thunderclap.

"RCVS ditandai dengan penyempitan arteri serebral multifokal yang hilang dalam beberapa hari sampai seminggu dan sering muncul dengan sakit kepala thunderclap," kata Gunasekaran.

"Ini dapat terjadi tanpa penyebab yang dapat diidentifikasi, sebagai reaksi idiosynkratic terhadap obat-obatan tertentu (ergotamine, selective serotonin reuptake inhibitors, alpha– sympathomimetic decongestants, dan triptans), atau sekunder terhadap obat-obatan terlarang (kokain, amfetamin, dan ekstasi)," jelas Gunasekaran.

"Tidak ada kasus RCVS sekunder untuk paprika atau cabe rawit yang telah dilaporkan sebelumnya, tetapi konsumsi cabe rawit telah dikaitkan dengan vasospasme koroner dan infark miokard akut," papar dokter tersebut.

Setelah berselang lima minggu, gejala yang dialami pria itu sembuh dengan sendirinya. Hasil CT scan menunjukkan arteri yang terserang telah kembali ke ukuran lebar normal.

"Mengingat perkembangan gejala cepat setelah terpapar zat vasoaktif yang diketahui, adalah masuk akal bahwa pasien kami memiliki gejala RCVS sekunder untuk 'Carolina Reaper'," ujar Gunasekaran, seperti dikutip Daily Mirror.

Bandar Q Domino QQ Poker Online Terbaik Dan Terpercaya

Bandar Q Domino QQ Poker Online Terbaik Dan Terpercaya